KASONGAN
Kasongan adalah sebuah desa yang terletak di wilayah selatan Kota Jogja, masuk wilayah Kabupaten Bantul. Penduduk di desa ini kebanyakan berprofesi sebagai pengrajin. Banyak kerajinan yang dihasilkan dari desa ini, mulai dari tembikar/gerabah, kayu, rotan, bambu atau batu alam. Karena banyaknya hasil karya seni yang dihasilkan, daerah ini pun menjadi daerah objek wisata dan dikenal sebagai Desa Wisata Kasongan.
Gapura besar di depan jalan masuk Desa Wisata Kasongan adalah ciri khas utama tempat ini (seperti bentuk dan gambar foto di atas). Sepanjang jalan kiri dan kanannya berderet-deret toko khas kerajinan desa ini. Ada yang menjual gerabah dengan aneka bentuk seperti guci, patung, tungku masak (anglo) dan lain sebagainya. Aneka bentuk kerajinan tersebut juga ada yang dari batu (patung, wastafel), dari kayu, bambu, kulit atau batang-batang pohon yang dibentuk.
Budiarjo - Desa Wisata Kasongan |
Gapura besar di depan jalan masuk Desa Wisata Kasongan adalah ciri khas utama tempat ini (seperti bentuk dan gambar foto di atas). Sepanjang jalan kiri dan kanannya berderet-deret toko khas kerajinan desa ini. Ada yang menjual gerabah dengan aneka bentuk seperti guci, patung, tungku masak (anglo) dan lain sebagainya. Aneka bentuk kerajinan tersebut juga ada yang dari batu (patung, wastafel), dari kayu, bambu, kulit atau batang-batang pohon yang dibentuk.
Berikut beberapa contoh kerajinan yang dijual di Desa Wisata Kasongan :
Budiarjo - Kerajinan Gerabah Kasongan Bantul |
Budiarjo - Kerajinan Batu Kasongan Bantul |
Budiarjo - Kerajinan Kayu Kasongan Bantul |
Sejarah Tentang Desa Wisata Kasongan
Pada masa dahulu saat jaman penjajahan Belanda, salah satu daerah di sebelah selatan kota Yogyakarta pernah terjadi peristiwa yang mengejutkan dan menggemparkan warga setempat, yaitu seekor kuda milik Reserse Belanda ditemukan mati di atas lahan sawah milik seorang warga.Hal tersebut membuat warga tersebut ketakutan karena akibatnya yang pasti akan mereka terima. Karena takut akan hukuman, dan tidak mau dihukum akibat kematian kuda tersebut, warga tersebut akhirnya melepaskan hak tanahnya, tidak mengakui tanahnya lagi sebagai pengganti akibat kematian kuda milik Reserse Belanda yang mati di atas lahan tanah miliknya. Hal ini diikuti oleh warga lainnya karena mereka juga tidak mau ikut ketiban sial gara2 kematian kuda milik Reserse Belanda tersebut. Tanah yang telah dilepas ini pun kemudian diakui oleh penduduk desa lain.
Warga yang takut yang telah melepaskan hak atas tanahnya akhirnya hanya berdiam diri di sekitar rumah mereka karena tidak memiliki lahan persawahan lagi. Maka untuk mengisi hari, mereka memanfaatkan apa saja yang ada di sekitar. Dan hal yang pertama mereka memanfaatkan adalah tanah yang ada. Tanah tersebut kemudian digempal-gempalkannya yang ternyata tidak pecah bila disatukan. Dari situ lalu mulai dibentuklah menjadi berbagai fungsi yang cenderung untuk jadi barang keperluan dapur atau mainan anak-anak.
Berawal dari keseharian nenek moyang mereka itulah yang akhirnya kebiasaan itu diturunkan hingga generasi sekarang yang memilih menjadi perajin keramik untuk perabot dapur dan mainan hingga kini.
Lokasi Desa Wisata Kasongan
Desa Wisata Kasongan terletak di daerah dataran rendah bertanah gamping, tepatnya di Pedukuhan Kajen, Kelurahan Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, sekitar 8 km ke arah barat daya dari pusat Kota Yogyakarta (Nol KM) atau sekitar 15-20 menit berkendara dari pusat Kota Yogyakarta.Budiarjo - Peta Desa Wisata Kasongan di gmaps |
Jika kita berkendara dari pusat kota, melewati Jalan Raya Bantul, maka ciri khas jika kita sudah sampai di Desa Wisata Kasongan adalah kita akan berada persis di perempatan lampu merah dengan gerbang besar mentereng di sisi sebelah barat jalan.
Budiarjo - Gerbang Masuk Desa Wisata Kasongan |
Begitu melewati pintu gerbang gapura Kasongan, akan tampak berderet-deret toko kerajinan yang menjual berbagai macam barang hasil olahan baik dari gerabah, batu, kayu maupun bambu.
Sejak tahun 1970an, Desa Wisata Kasongan mengalami kemajuan cukup pesat dimana ada peran seorang seniman besar Jogja yaitu Sapto Hudoyo. Beliau membantu mengembangkan Desa Wisata Kasongan dengan memberikan pembinaan kepada masyarakat di sana yang sebagian besar berprofesi sebagai pengrajin untuk memberikan berbagai sentuhan seni dan komersial bagi desain kerajinan gerabah.
Dari hasil sentuhan Sapto Hudoyo, gerabah yang dihasilkan tidak lagi menimbulkan kesan yang membosankan dan monoton, namun dapat memberikan nilai seni dan nilai ekonomi yang tinggi. Keramik Kasongan dikomersialkan dalam skala besar oleh Sahid Keramik sekitar tahun 1980-an.
Hasil kerajinan dari gerabah yang diproduksi oleh Desa Wisata Kasongan pada umumnya berupa guci dengan berbagai motif (burung merak, naga, bunga mawar dan banyak lainnya), pot berbagai ukuran (dari yang kecil hingga seukuran bahu orang dewasa), souvenir, pigura, hiasan dinding, perabotan seperti meja dan kursi, dll.
Produknya kemudian berkembang bervariasi meliputi bunga tiruan dari daun pisang, perabotan dari bambu, topeng-topengan dan masih banyak yang lainnya. Hasil kerajinan tersebut berkualitas bagus dan telah diekspor ke mancanegara seperti Eropa dan Amerika. Biasanya desa ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.
Desa Wisata Kasongan ini dapat dijadikan kawasan wisata edukasi, cocok didatangi oleh siswa sekolah atau para wisatawan, dimana mereka bisa dapat langsung belajar bagaimana membuat gerabah yang baik dan benar. Umumnya pembuatan gerabah dilakukan dengan cara manual atau bisa dengan cetakan. Untuk cara manual digunakan untuk membuat pajangan yang halus dan memiliki nilai artistik seperti guci, pot, atau jambangan, dan segala benda yang memiliki bentuk silinder. Adapun yang dengan cetakan digunakan untuk memproduksi masal dan cepat. Ini biasanya berlaku untuk pesanan souvenir umum dan tidak memerlukan nilai artistik, dan harganya pun di bawah yang cara manual.
Desa Wisata Kasongan on Gmaps
Komentar
Posting Komentar